Tanah yang di berkati

Pages

Selasa, 21 Februari 2017

Tanah Yang Di berkati (#latepost)

Perniagaan
menelusuri perkampungan Babussalam (Besilam) Langkat pada acara haul tuan Guru Syaikh Abdul Wahab Rokkan Al- Khlaidy An Naqshabandy, Sabtu/16/2/17 yang lalu mengundang takzim dan kekagumanku atas ke waraan yang dimilikinya. Nama lengkap beliau adalah Syeikh Abdul Wahhab bin `Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tembusai. Lahir 19 Rabiulakhir 1230 H/28 September 1811 M). Wafat di Babussalam, Langkat, pada hari Jum'at, 21 Jamadilawal 1345 H/27 Desember 1926 M.

sejarah tuan guru besilam
Ayahnya bernama Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tambusei, seorang ulama besar yang 'abid dan cukup terkemuka pada saat itu, sedangkan ibunya bernama Arbaiyah binti Datuk Dagi bin Tengku Perdana Menteri bin Sultan Ibrahim yang memiliki pertalian darah dengan Sultan Langkat. Syekh Abdul Wahab meninggal pada usia 115 tahun pada 21 Jumadil Awal 1345 H atau 27 Desember 1926 M.
Salah satu kekhasan Syekh Abdul Wahab dibanding dengan sufi-sufi lainnya adalah bahwa ia telah meninggalkan lokasi perkampungan bagi anak cucu dan murid-muridnya. Daerah yang bernama "Babussalam" atau "Besilam" ini dibangun pada 12 Syawal 1300 H (1883 M) yang merupakan wakaf muridnya sendiri Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja Langkat pada masa itu. Disinilah ia menetap, mengajarkan Tarekat Naqsyabandiyah sampai akhir hayatnya. kini keberkatan tuan guru yang telah 93 tahun meninggal tersebut masih kentara terasa meliputi penduduknya. mereka merasakan keberkatan rizki  dari kesalehan beliau serta ke waraan dan kejuhudan beliau terhadap dunia ini. terbukti setiap tahunnya, ribuan orang datang berduyun-duyun dari berbagai daerah di pelosok negeri bahkan hingga di luar negeri mengunjungi serta berziarah kepada beliau. kedatangan penziarah terseut merupakan sumber rezeki bagi penduduk setempat dan tak pelak, ketika peringatan haul setiap tahunnya, anda dapat melihat perkampungan besilam tersebut berubah menjadi pusat pembelanjaan yang menghasilkan jutaan omset bagi para pedagang yang datang dari berbagai daerah.
kini syeikh telah tiada, kita tidak mungkin akan terus terhanyut dengan romantika kewaraan beliau dalam bingkai historis nan gemilang, zaman terus berlalu, bisa saja kewaraan beliau semakin memudar hingga keberkatan tanah tersebut kian menghilang, karena para pewaris beliau juga semakin langka. bisa saja ini akan menjadi sejarah yang takkan terulang jika kita tidak berniat meneruskan keluruhan pribadi beliau..wallahu A'lam

0 komentar:

Posting Komentar